TELERADIOLOGI
APLIKASI KOMPUTER DALAM
BIDANG RADIOLOGI
Pendahuluan
Sejalan dengan
perkembangan teknologi komputer yang semakin canggih, perkembangan teknologi
dalam bidang radiologi khususnya yang berbasis komputer mengalami kemajuan yang amat pesat. Aplikasi komputer
dalam bidang radiologi saat ini tidak hanya terbatas dalam hal operasionalisasi
peralatan yang berbasis komputerisasi saja, akan tetapi sudah sampai pula
kepada sebuah sistem jaringan yang bisa menghubungkan antar komputer dalam satu tempat maupun dalam tempat berbeda yang
saling berjauhan. Sistem jaringan ini mampu memberikan jasa yang dapat
dimanfaatkan pada pelayanan radiologi dan sebagai teknologi baru dalam bidang
kesehatan yang
saat ini dikenal sebagai teleradiologi, yang merupakan bagian dari telemedisin.
Telemedisin yaitu transmisi listrik dari suatu informasi medis seperti teks,
suara, citra dari suatu lokasi ke lokasi lain yang melalui hubungan
telekomunikasi (Handayani Tjandrasa; 2005). Dengan demikian definisi teleradiologi dapat diartikan
sebagai proses mengirimkan gambar radiografi dari suatu tempat ke tempat lain
secara digital melalui proses komputer (www.radiology.uiowa.edu/MoreRAD/Teleradiology).
Pada tahun 1975 teleradiologi dilakukan untuk penghematan
biaya karena lebih murah mengirim data jenis digital dibandingkan jenis
konvensional yang berbentuk fisik film rontgen. Kemudian pada akhir tahun 1980an, teleradiologi modern mulai
dikembangkan melalui pengenalan digital imaging
medis seperti pada Computed Tomography, Computed Radiography dan Ultrasonography.
Teknologi ini dikembangkan
karena kemudahan, kemurahan dan kecepatan
mengirim data dalam jenis digital. (Kutipan dari E Briggs, S Thorndyke,
M Berhend, J Ansermino dalam buku Computed Tomography).
Pada umumnya penerapan sistem teleradiologi dilakukan
untuk memenuhi tuntutan pelayanan kesehatan yang membutuhkan kecepatan dan
ketepatan diagnosa medis serta konsultasi yang cepat dan tepat. Dengan
pemanfaatan teknologi ini, sistem teleradiologi mampu menangani atau
mengeliminasi masalah waktu yang sering terjadi pada bidang diagnostik
khususnya pada
unit radiologi yang sedang gencar-gencarnya berbenah dalam sistem pelayanan
radiologi. Sehingga dengan datangnya sistem teleradiologi di Indonesia menjadi
langkah alternatif yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan dan kedokteran
masa depan serta dapat juga sebagai sarana pertemuan para dokter untuk
melakukan diskusi atau konsultasi yang saling terhubung satu sama lain.
Pengertian
Teleradiologi
Teleradiologi adalah pengiriman data suatu gambaran
radiografi dari suatu tempat ke tempat lain secara elektronik melalui
jaringan internet untuk
mendapatkan hasil diagnosa dan dapat digunakan untuk konsultasi satu sama lain
(ACR standard teleradiologi: http://www.acr.org).
Prinsip Dasar Teleradiologi
Karakteristik utama dari teknologi informasi adalah
kemampuan untuk menangkap / menerima, mengelola, dan mentransfer informasi dari suatu
lokasi ke lokasi lainnya melalui jaringan komunikasi (Handayani Tjandrasa;
2005).
Sistem teleradiologi merupakan element PACS (Picture
Achiving and Communication in Medicine) yang terdiri dari akuisisi atau
digitalisasi, penyimpanan atau pengarsipan, pengaksesan, manipulasi citra, dan
transmisi. Fasilitas pencitraan data ini memerlukan jaringan kecepatan tinggi
yang biasanya menggunakan media fiber optik agar cepat dalam prosesnya.
Tujuan
Teleradiologi
Menurut American College of Radiology bahwa sistem
teleradiologi bertujuan sebagai berikut :
a. Menyediakan jasa konsultasi dan interpretatife
radiologi dengan waktu yang cepat dan singkat.
b. Menyediakan jasa konsultasi medis antar dokter dan
pasien tanpa harus berada pada satu tempat.
c. Mengantarkan dengan cepat hasil diagnosa gambar
radiografi dalam keadaan darurat dan tidak darurat.
d.Menyediakan layanan cepat antar dokter spesialis
radiologi yang membutuhkan konsultasi dengan dokter
spesialis radiologi lain.
e.Menambah wawasan dan kesempatan mengembangkan ilmu yang
dimiliki radiografer dan dokter.
f. Merupakan salah satu pendukung dari layanan
telemedisin lainnya.
Pengolahan Data
Gambar Dijital Pada Sistem Teleradiologi
Pengolahan data gambar yang biasa
digunakan untuk sistem teleradiologi sangat bervariasi, tergantung pada
kegunaannya. Tetapi pada semua jenis pemeriksaan harus mampu memberikan standar
kualitas gambar sesuai dengan keperluan klinis. Standar kualitas adalah
merupakan suatu kesepakatan untuk mengimplementasikan teknologi yang dapat
menjamin kemampuan pengolahan data. Menurut ACR (The American College of
Radiology) indikator atau penilaian terhadap data gambar dijital harus
sesuai dengan standar yang berlaku (www.radiology.uiowa.edu/MoreRAD/Teleradiology/Tele.html).
Standar kualitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
A. Resolusi Data Gambar Dijital
Resolusi adalah kemampuan dari suatu sistem pencitraan
untuk membedakan antar objek. Resolusi yang digunakan pada dijital radiologi
merupakan penilaian terhadap mutu data gambar dijital. Keseluruhan data
gambaran yang diproduksi dari modalitas digital dan digitizer berupa
ukuran matrix. Penggunaan matrix untuk setiap modalitas dijital
radiologi minimal harus tersedia matrix 512 x 512 dengan ketebalan
minimum 8-bit pixel (ACR standard teleradiology: http://www.acr.org).
Matrix yang berukuran lebih besar akan menghasilkan gambaran resolusi
yang lebih baik dan sebaliknya jika matrix yang berukuran kecil akan
menghasilkan resolusi yang kurang baik. Sebagai contoh dalam ukuran matrix
512 x 512 atau 1024 x 1024 (Stewart C. Bushong; 2000).
Matrix adalah susunan
jumlah baris dan kolom dari pixel yang ditampilkan pada gambar digital. Pixel
adalah menyatakan volume terkecil dari jaringan tubuh yang merupakan
sayatan silang dari beberapa arah. Voxel adalah yang menggambarkan area
dari pixel sesuai dari ketebalan potongan. Ketika luas lapangan gambar
diperbesar dan ukuran matrix tetap (konstan) maka ukuran pixel
akan membesar dan resolusi berkurang.
B. Pengiriman Data Gambar Dijital
Pengiriman data gambar dijital dapat
menggunakan LAN (Lokal Area Network) dan WAN (Wide Area Network).
LAN adalah sejumlah komputer yang saling dihubungkan bersama di dalam satu
areal tertentu yang tidak begitu luas, seperti di dalam satu kantor atau gedung
(Jaka Fahrial; 2003). LAN dalam sistem telerdiologi digunakan untuk pengiriman
data gambar dijital di satu area lokal saja, sedangkan WAN adalah sejumlah
komputer yang saling dihubungkan bersama di suatu jaringan yang luas, seperti
internet (Jaka Fahrial; 2003). WAN dalam sistem teleradiologi digunakan untuk
pengiriman data gambar dijital diluar area lokal. Jenis pengiriman yang
digunakan tersebut merupakan jalur penghubung yang mengantarkan data gambar
dijital antara terminal pengirim dengan terminal penerima.
C. Kompresi atau Pengurangan Kapasitas
Data Gambar Dijital
Pengurangan kapasitas data gambar
dijital dapat dilakukan sebagai prosedur operasional dan biasa digunakan untuk
meningkatkan kecepatan dalam pengiriman dan mengurangi kapasitas penyimpanan
pada sistem teleradiologi. Teknik pengurangan ini dilakukan dengan tanpa mengurangi
informasi klinis yang penting pada gambaran radiografi. Besar persentase yang
dilakukan untuk kompresi mempengaruhi resolusi yang dihasilkan. Semakin besar
persentase kompresi yang dilakukan membuat resolusi gambar menjadi rusak/buruk.
D. Pengarsipan Data Gambar Dijital
Pengarsipan data gambar dijital yang
dilakukan merupakan usaha untuk menghindari dari kecelakaan yang tidak
disengaja atau yang disengaja. Kecelakaan yang tidak disengaja dapat berupa
tindakan hara-huru, kebakaran, gempa bumi dan kebanjiran, sedangkan kecelakaan
yang disengaja dapat berupa tindakan penghapusan data gambar dan
pencurian/perampok. Pengarsipan ini dapat disimpan dalam bentuk piringan disk
(Compact disk) dan dalam tempat penyimpanan data digital lainnya (Hardisk).
Penyusunan tempat penyimpanan yang dilakukan tidak memerlukan tempat yang
besar, melainkan menyediakan tempat khusus penyimpanan untuk piringan disk (compact
disk) dan hardisk yang bentuknya lebih kecil dan jika pada hardisk
dapat tersusun sesuai abjad nama pasien secara otomatis. Penyimpanan yang
dilakukan tersebut untuk mempermudah kelangsungan penyimpan data pasien serta
untuk proses pembelajaran dimasa mendatang. Penyimpanan dalam bentuk piringan disk
(Compact disk) dan hardisk ini dapat bertahan lebih lama.
E. Pemanggilan Ulang Data Gambar Dijital
Yang Telah Tersimpan
Bermula dari tempat penyimpanan dan
susunan penyimpanan yang rapi membuat pencarian ulang data gambar dijital
menjadi lebih mudah dicari. Pada penyimpan dalam hardisk dengan sangat
cepat dilakukan pencarian data gambar karena hardisk bekerja secara
otomatis setelah diperintahkan oleh komputer. Dengan jenis penyimpanan yang
diterapkan menunjukan penggunaan tempat simpan dalam dijital lebih mudah
dilakukan dengan cara pengetikan subtitle atau sebagian kata kunci saja
untuk mendapatkan data gambar dijital yang diinginkan.
F. Infrastruktur Komunikasi
Jenis jaringan yang diterapkan dapat
melalui LAN dan WAN. Pada penggunaan LAN digunakan untuk komunikasi antar ruang
dan dalam satu gedung atau tempat, sedangkan WAN digunakan untuk komunikasi
dengan daerah luar yang terhubung dengan internet. Dalam pengiriman ke luar
tempat (WAN) dengan bantuan komputer, biasanya komputer tersebut dinamakan PACS
(Picture Achiving and Communication in Medicine), sebelumnya komputer server
mengirim data gambar dijital pasien ke komputer PACS. Dengan bantuan komputer
PACS, data gambar dijital dapat dikirim (download) dan menerima data
gambar dijital dari luar (upload).
G. Kemampuan Operasional
Kemampuan operasional merupakan upaya
peningkatan yang dilakukan guna meningkatkan mutu sumber daya manusia tentang
sistem teleradiologi ini. Peningkatan sumber daya manusia yang dilakukan adalah
untuk memiliki keahlian dan keterampilan yang mahir dalam pengoperasian
komputer sistem teleradiologi. Keahlian dan keterampilan yang mahir dapat
mempercepat proses komunikasi pada sistem teleradiologi sehingga tidak
terjadinya suatu kesalahan data dan kerusakan data gambar dijital.
Peningkatan sumber daya manusia ini
dapat dilakukan dengan mengikuti training atau pelatihan yang dapat
meningkatakan pengolahan data gambar dijital. Peningkatan ini juga dapat
dilakukan evaluasi dan kualifikasi pada tenaga kerja dengan persyaratan yang
ditentukan. Ketentuan umum yang harus dimiliki adalah dapat mengoperasikan
komputer dengan lancar serta mengerti tentang radiografi.
H. Kebutuhan Data Gambar Dijital
Kebutuhan data gambar merupakan salah
satu permintaan dokter radiologi untuk dilakukan pengolahan data berikutnya.
Untuk pengiriman data gambar dijital yang dimanfaatkan oleh radiolog dapat
dilakukan pengiriman gambar dengan merubah ektensi DICOM menjadi JPG.
Pengiriman dilakukan setelah komunikasi antar radiografer dengan dokter telah
dilakukan sehingga data yang dikirim dapat digunakan oleh dokter radiologi. Rumah
sakit dapat melakukan
pengiriman data gambar dijital saja atau melakukan pengiriman video. Apabila
pengiriman hanya gambar dijital saja, maka format dalam bentuk video (fluoroscopy digital, dsb) dapat disimpan
dalam compact disk. Begitu juga untuk pasien yang ingin
melakukan pemeriksaan medis lanjut ke rumah sakit lain, data gambar dijitalnya
dapat dilakukan dengan penyimpanan data ke dalam compact disk.
Dalam penerapan di
rumah sakit teteradilogi mengunakan suatu rangkaian pengirim,
penghubung dan penerima. Rangkaian penerima dapat berupa mobile
(bergerak) sehingga dapat dijangkau dan dilakukan jawaban radiografi oleh
radiolog dimana saja (any where) dan kapan saja (any time)
setelah pengiriman data gambar dijital dilakukan. Sedangkan untuk penggunaan
pada pasien dapat dilakukan dengan bantuan komputer di rumah sakit yang
dijadikan rujukan atau dapat dilakukan di rumah tetapi program gambar yang
digunakan dapat menampilkan format data gambar ektensi DICOM.
Keuntungan dan Kerugian Penggunaan Sistem Teleradiologi
Berdasarkan penerapan sistem
teleradiologi yang dilakukan di rumah sakit dapat diketahui keuntungan dan kerugian yang
diperoleh.
Keuntungan yang diperoleh dari sistem
teleradiologi ini adalah :
a. Dapat diakses atau dilakukan dari berbagai
kalangan yang mempunyai jaringan dengan sistem teleradiologi.
b. Resource Sharing, yaitu dapat menggunakan sumberdaya
yang ada secara bersama-sama, hal ini terjadi karena
penerapan sistem teleradiologi
menggunakan sistem jaringan. Misal seorang pengguna yang berada 100 m jauhnya
dari suatu sumber data, maka tidak perlu kesulitan dalam menggunakan dan
mengevaluasi data tersebut, seolah-olah data tersebut berada didekatnya..
c. Reliabilitas
tinggi, yaitu dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas yang
tinggi dengan memiliki sumber-sumber alternatif persediaan. Misalnya, semua file
dapat disimpan atau dicopy ke dua, tiga atau lebih dari 1 (satu)
komputer yang terkoneksi ke jaringan. Sehingga bila salah satu mesin rusak dan
data hilang, maka salinan dimesin yang lain masih bisa digunakan.
d. Meningkatkan kualitas pelayanan
radiografi, pelayanan yang diberikan mempunyai kinerja yang lebih baik akan
memberikan kesan atau citra suatu pelayanan diperusahaan tersebut dapat
disanjung dan dipuji.
Sedangkan kerugian yang dapat diketahui adalah sebagai
berikut :
a. Jika alat komunikasi (LAN dan WAN) yang
digunakan mengalami kerusakan alat maka pengiriman data tidak dapat dilakukan
sama sekali.
b. Kerusakan pada sistem teleradiologi
yang terjadi dapat mengeluarkan biaya operasional menjadi lebih mahal.
c. Harus ditangani
oleh tenaga kerja yang mahir dalam sistem teleradiologi, agar kesalahan yang
terjadi dapat dikurangi.
d. Keamanan dunia maya (internet) sangat
rawan dan sangat sulit dideteksi oleh sistem security yang dimiliki oleh
institusi, sehingga sangat berbahaya jika terjadi pencurian atau
kerusakan lain dalam dunia maya sangat sulit untuk dilakukan pelacakan.
Saran
Apabila sebuah rumah sakit mau memanfaatkan
teleradiologi dalam pelayanan unit radiologinya, hal-hal berikut patut menjadi
pertimbangan dalam pengoperasiannya :
a. Disarankan pembangunan jaringan
komunikasi sistem teleradiologi yang terbentuk mampu menyediakan jasa
komunikasi yang aktif agar terjadi interaksi yang bagus dan menjadi sistem
jaringan yang efektif.
b. Disarankan untuk membuat sistem
teleradiologi dilengkapi dengan sistem pengamanan yang canggih dalam segi
proteksi data.
c. Disarankan agar
sarana sistem teleradiologi dikembangkan dan difasilitaskan disetiap rumah
sakit yang ada di Indonesia secara bertahap.
d. Disarankan setiap petugas yang menangani
sistem teleradiologi harus dilakukan pengetesan dan pengujian kemampuan SDM
sistem teleradiologi secara berkala agar dapat mengikuti perkembangan teknologi terkini.
Referensi
1.
Jurnal :
Sistem Teleradiografi, Sugiarto. Postradiografer
3. E Briggs, S
Thorndyke, M Berhend, J Ansermino dalam buku Computed Tomography
5. www.radiology.uiowa.edu/MoreRAD/Teleradiology/Tele.html6. http://dawetcity.blogspot.com/2012/06/iptek-teleradiologi.html
No comments:
Post a Comment