1.
Atom dan Unsur Radioaktif
istilah
atom berasal dari bahasa yunani yaitu “atomos” yang artinya “tidak dapat
dibelah lagi”. Atom digunakan untuk menggambarkan unit terkecil dari suatu zat
atau materi yang tidak mungkin ada unit lain yang lebih kecil dari atom. Atom
sendiri terdiri atas bagian inti atau nukleous dan elekron. Bagian inti terdiri
atas proton dan neutron.
Perkembangan
teori mengenai atom bersifat sangat dinamis, terbukti dengan banyak perkembangan
teori atom seperti model atom Dalton, Thomson, Rutherford, Bohr, dll.
Unsur atau
biasa disebut atom terdiri atas unsur yang stabil (non radioaktif) dan unsur
yang tidak stabil (radioaktif). Unsur yang mempunya jumlah neutron dan electron
yang seimbang disebut sebagai unsur yang stabil. Kelebihan jumlah neutron dan
elektron akan mengakibatkan ketidakstabilan energy. Kelebihan energy ini
dilepaskan dalam bentuk pancaran radiasi dalam bentuk radiasi partikel dan
gelombang elektro magnetic.
2.
Radiasi dan Radioaktifitas
2.1.
Radiasi
Radiasi
adalah pancaran energy melalui partikel dalam bentuk partikel atau gelombang
elektro magnetic. Radiasi partikel adalah jenis radiasi yang memiliki massa
terukur dan bermuatan. Sedangkan radiasi gelombang elektromagnetik atau foton
adalah jenis radiasi yang tidak memiliki massa dan muatan.
Ditinjau
dari massanya, radiasi dapat dibagi menjadi radiasi elektromagnetik dan radiasi
partikel. Radiasi elektromagnetik adalah radiasi yang tidak memiliki massa.
Radiasi ini terdiri dari gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya
tampak, sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik. Radiasi partikel adalah radiasi
berupa partikel yang memiliki massa, misalnya partikel beta, alfa dan neutron.
Jika
ditinjau dari "muatan listrik"nya, radiasi dapat dibagi menjadi
radiasi pengion dan radiasi non-pengion. Radiasi pengion adalah radiasi yang
apabila menumbuk atau menabrak sesuatu, akan muncul partikel bermuatan listrik
yang disebut ion. Peristiwa terjadinya ion ini disebut ionisasi. Ion ini
kemudian akan menimbulkan efek atau pengaruh pada bahan, termasuk benda hidup.
Radiasi pengion disebut juga radiasi atom atau radiasi nuklir. Termasuk ke
dalam radiasi pengion adalah sinar-X, sinar gamma, sinar kosmik, serta partikel
beta, alfa dan neutron. Partikel beta, alfa dan neutron dapat menimbulkan
ionisasi secara langsung. Meskipun tidak memiliki massa dan muatan listrik,
sinar-X, sinar gamma dan sinar kosmik juga termasuk ke dalam radiasi pengion
karena dapat menimbulkan ionisasi secara tidak langsung. Radiasi non-pengion
adalah radiasi yang tidak dapat menimbulkan ionisasi. Termasuk ke dalam radiasi
non-pengion adalah gelombang radio, gelombang mikro, inframerah, cahaya tampak
dan ultraviolet.
2.2.
Radioaktivitas
Jika suatu inti tidak stabil, maka inti
mempunyai kelebihan energi. Inti itu tidak dapat bertahan, suatu saat inti akan
melepaskan kelebihan energi tersebut dan mungkin melepaskan satu atau dua atau
lebih partikel atau gelombang sekaligus. Setiap inti yang tidak stabil akan mengeluarkan
energi atau partikel radiasi yang berbeda. Pada sebagian besar kasus, inti
melepaskan energi elektromagnetik yang disebut radiasi gamma, yang dalam banyak
hal mirip dengan sinar-X. Radiasi gamma bergerak lurus dan mampu menembus
sebagian besar bahan yang dilaluinya. Dalam banyak kasus, inti juga melepaskan
radiasi beta. Radiasi beta lebih mudah untuk dihentikan. Seng atap atau kaca
jendela dapat menghentikan radiasi beta. Bahkan pakaian yang kita pakai dapat
melindungi dari radiasi beta. Unsur-unsur tertentu, terutama yang berat seperti
uranium, radium dan plutonium, melepaskan radiasi alfa. Radiasi alfa dapat
dihalangi seluruhnya dengan selembar kertas. Radiasi alfa tidak dapat menembus
kulit kita. Radiasi alfa sangat berbahaya hanya jika bahan-bahan yang
melepaskan radiasi alfa masuk kedalam tubuh kita.
Tanpa kita sadari, sebenarnya kita
hidup dalam lingkungan yang penuh dengan radiasi. Radiasi telah menjadi bagian
dari lingkungan kita semenjak dunia ini diciptakan, bukan hanya sejak ditemukan
tenaga nuklir setengah abad yang lalu. Terdapat lebih dari 60 radionuklida yang
berdasarkan asalnya dibagi atas 2 kategori:
a. Radionuklida
alamiah: radionuklida yang terbentuk secara alami, terbagi menjadi dua yaitu:
·
Primordial:
Radionuklida primordial telah ada sejak alam semesta
terbentuk. Pada umumnya, radionuklida ini mempunyai umur-paro yang
panjang. Tabel berikut memperlihatkan beberapa radionuklida primordial.
Tabel.1. Radionuklida Primordial
|
|||
Nuklida
|
Lambang
|
Umur-paro
|
Keterangan
|
Uranium
235
|
235U
|
7,04x108 tahun
|
0,72%
dari uranium alam
|
Uranium
238
|
238U
|
4,47x109 tahun
|
99,2745%
dari uranium alam; pada batuan terdapat 0,5 - 4,7 ppm uranium alam
|
Thorium
232
|
232Th
|
1,41x1010 tahun
|
Pada batuan terdapat 1,6 - 20 ppm.
|
Radium
226
|
226Ra
|
1,60x103 tahun
|
Terdapat
di batu kapur
|
Radon
222
|
222Rn
|
3,82
hari
|
Gas
mulia
|
Kalium
40
|
40K
|
1,28x109 tahun
|
Terdapat
di tanah
|
·
Kosmogenik
Sumber radiasi kosmik berasal dari luar sistem tata surya
kita, dan dapat berupa berbagai macam radiasi. Radiasi kosmik ini berinteraksi
dengan atmosfir bumi dan membentuk nuklidaradioaktif yang
sebagian besar mempunyai umur-paro pendek, walaupun ada juga yang mempunyai
umur-paro panjang. Tabel berikut memperlihatkan beberapa radionuklida
kosmogenik.
Tabel.2. Radionuklida Kosmogenik
|
|||
Nuklida
|
Lambang
|
Umur-paro
|
Sumber
|
Karbon
14
|
14C
|
5.730
tahun
|
Interaksi 14N(n,p)14C
|
Tritium
3
|
3H
|
12,3
tahun
|
Interaksi 6Li(n,a)3H
|
Berilium
7
|
7Be
|
53,28
hari
|
Interaksi
sinar kosmik dengan unsur N dan O
|
b. Radionuklida
buatan manusia
Manusia telah menggunakan bahan radioaktif selama lebih dari
100 tahun. Tabel berikut memperlihatkan beberapa radionuklida buatan manusia.
Tabel.3.Radionuklida
Buatan Manusia
|
|||
Nuklida
|
Lambang
|
Umur-paro
|
Sumber
|
Tritium 3
|
3H
|
12,3 tahun
|
Dihasilkan dari uji-coba senjata nuklir, reaktor nuklir,
dan fasilitas olah-ulang bahan bakar nuklir.
|
Iodium 131
|
131I
|
8,04 hari
|
Produk fisi yang dihasilkan dari uji-coba senjata nuklir,
reaktor nuklir. 131I sering digunakan untuk mengobati penyakit yang
berkaitan dengan kelenjar thyroid.
|
Iodium 129
|
129I
|
1,57x107 tahun
|
Produk fisi yang dihasilkan dari uji-coba senjata nuklir
dan reaktor nuklir.
|
Cesium 137
|
137Cs
|
30,17 tahun
|
Produk fisi yang dihasilkan dari uji-coba senjata nuklir
dan reaktor nuklir.
|
Stronsium 90
|
90Sr
|
28,78 tahun
|
Produk fisi yang dihasilkan dari uji-coba senjata nuklir dan
reaktor nuklir.
|
Technesium 99m
|
99mTc
|
6,03 jam
|
Produk peluruhan dari 99Mo, digunakan dalam diagnosis
kedokteran.
|
Technesium 99
|
99Tc
|
2,11x105 tahun
|
Produk peluruhan 99mTc.
|
Plutonium 239
|
239Pu
|
2,41x104 tahun
|
Dihasilkan akibat 238U ditembaki neutron.
|
Radionuklida terdapat di udara, air,
tanah, bahkan di tubuh kita sendiri. Setiap hari kita terkena radiasi, baik
dari udara yang kita hirup, dari makanan yang kita konsumsi maupun dari air
yang kita minum. Tidak ada satupun tempat di bumi ini yang bebas dari radiasi.
3.
Energy Nuklir dan PLTN
3.1.
Energy nuklir
Sebuah reaksi nuklir adalah sebuah
proses di mana dua nuklei atau partikel nuklir bertubrukan, untuk memproduksi
hasil yang berbeda dari produk awal. Pada prinsipnya sebuah reaksi dapat
melibatkan lebih dari dua partikel yang bertubrukan, tetapi kejadian tersebut
sangat jarang. Bila partikel-partikel tersebut bertabrakan dan berpisah tanpa
berubah (kecuali mungkin dalam level energi), proses ini disebut tabrakan dan
bukan sebuah reaksi.
Dikenal dua reaksi nuklir, yaitu reaksi
fusi nuklir dan reaksi fisi nuklir. Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan
dua atau lebih inti atom menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga
dikenal sebagai reaksi yang bersih. Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan
inti atom akibat tubrukan inti atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom
baru yang bermassa lebih kecil, serta radiasi elektromagnetik. Reaksi fusi juga
menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan gamma yang sagat berbahaya bagi
manusia. Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi
yang terjadi di hampir semua inti bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen
juga memanfaatkan prinsip reaksi fusi tak terkendali.
3.2.PLTN
Semua pembangkit tenaga listrik,
termasuk PLTN, mempunyai prinsip kerja yang relatif sama. Bahan bakar (baik
yang berupa batu bara, gas ataupun uranium) digunakan untuk memanaskan air yang
akan menjadi uap. Uap memutar turbin dan selanjutnya turbin memutar suatu
generator yang akan menghasilkan listrik.
Perbedaan yang mencolok adalah bahwa
PLTN tidak membakar bahan bakar fosil, tetapi menggunakan bahan bakar dapat
belah (bahan fisil). Di dalam reaktor, bahan fisil tersebut direaksikan dengan
neutron sehingga terjadi reaksi berantai yang menghasilkan panas. Panas yang
dihasilkan digunakan untuk menghasilkan uap air bertekanan tinggi, kemudian uap
tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin. Dengan digunakannya bahan fisil,
berarti tidak menghasilkan CO2, hujan asam, ataupun gas beracun lainnya seperti
jika menggunakan bahan bakar fosil.
Dibandingkan pembangkit listrik
lainnya, PLTN mempunyai faktor keselamatan yang lebih tinggi. Hal ini
ditunjukkan oleh studi banding kecelakaan yang pernah terjadi di semua
pembangkit listrik. Secara statistik, kecelakaan pada PLTN mempunyai persentase
yang jauh lebih rendah dibandingkan yang terjadi pada pembangkit listrik lain.
Hal tersebut disebabkan karena dalam desain PLTN, salah satu filosofi yang
harus dipunyai adalah adanya “pertahanan berlapis” (defence in-depth). Dengan
kata lain, dalam PLTN terdapat banyak pertahanan berlapis untuk menjamin
keselamatan manusia dan lingkungan. Jika suatu sistem operasi mengalami
kegagalan, maka masih ada sistem cadangan yang akan menggantikannya. Pada
umumnya, sistem cadangan berupa suatu sistem otomatis pasif. Disamping itu,
setiap komponen yang digunakan dalam instalasi PLTN telah didesain agar aman
pada saat mengalami kegagalan, sehingga walaupun komponen tersebut mengalami
kegagalan, maka kegagalan tersebut tidak akan mengakibatkan bahaya bagi manusia
dan lingkungannya.
Dari sisi sumber daya manusia, personil
yang mengoperasikan PLTN harus memenuhi persyaratan yang sangat ketat, dan
wajib mempunyai sertifikat sebagai operator reaktor yang dikeluarkan oleh Badan
Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN). Untuk mendapatkan sertifikat tersebut, mereka
harus mengikuti dan lulus ujian pelatihan. Sertifikat tersebut berlaku untuk
jangka waktu tertentu dan setelah lewat masa berlakunya maka akan dilakukan
pengujian kembali.
4.
Pemanfaatan Dibidang Non Energi
4.1.
Pertanian
a. Efisiensi Pemupukan
Pupuk harganya relatif mahal dan
apabila digunakan secara berlebihan akan merusak lingkungan, sedangkan apabila
kurang dari jumlah seharusnya hasilnya tidak efektif. Untuk itu perlu diteliti
jumlah pupuk yang diserap oleh tanaman dan berapa yang dibuang ke lingkungan.
Penelitian ini dilakukan dengan cara memberi “label” pupuk yang digunakan
dengan suatu isotop, seperti nitrogen-15 atau phosphor-32. Pupuk tersebut
kemudian diberikan pada tanaman dan setelah periode waktu dilakukan pendeteksian
radiasi pada tanaman tersebut.
b. Penelitian Tanaman Varietas Baru
Seperti diketahui, radiasi pengion
mempunyai kemampuan untuk merubah sel keturunan suatu mahluk hidup, termasuk
tanaman. Dengan berdasar pada prinsip tersebut, maka para peneliti dapat
menghasilkan jenis tanaman yang berbeda dari tanaman yang telah ada sebelumnya
dan sampai saat ini telah dihasilkan 1800 jenis tanaman baru.
Varietas baru tanaman padi, gandum,
bawang, pisang, cabe dan biji-bijian yang dihasilkan melalui teknik radioisotop
mempunyai ketahanan yang lebih tinggi terhadap hama dan lebih mampu beradaptasi
terhadap perubahan iklim yang ekstrim.
c. Pengawetan Makanan
Kerusakan makanan hasil panen dalam
penyimpanan akibat serangga, pertunasan dini atau busuk, dapat mencapai 25-30%.
Kerugian ini terutama diderita oleh negara-negara yang mempunyai cuaca yang
panas dan lembab. Pengawetan makanan banyak digunakan dengan tujuan untuk
menunda pertunasan pada umbi-umbian, membunuh serangga pada biji-bijian,
pengawetan hasil laut dan hasil peternakan, serta rempah-rempah.
Pada teknik pengawetan dengan
menggunakan radiasi, makanan dipapari dengan radiasi gamma berintensitas tinggi
yang dapat membunuh organisme berbahaya, tetapi tanpa mempengaruhi nilai
nutrisi makanan tersebut dan tidak meninggalkan residu serta tidak membuat
makanan menjadi radioaktif. Teknik iradiasi juga dapat digunakan untuk
sterilisasi kemasan. Di banyak negara kemasan karton untuk susu disterilkan
dengan iradiasi.
4.2.
Kesehatan
a. Diagnosa
Radioisotop merupakan bagian yang
sangat penting pada proses diagnosis suatu penyakit. Dengan bantuan peralatan
pembentuk citra (imaging devices), dapat dilakukan penelitian proses biologis
yang terjadi dalam tubuh manusia. Dalam penggunaannya untuk diagnosis, suatu
dosis kecil radioisotop yang dicampurkan dalam larutan yang larut dalam cairan
tubuh dimasukkan ke dalam tubuh, kemudian aktivitasnya dalam tubuh dapat
dipelajari menggunakan gambar 2 dimensi atau 3 dimensi yang disebut tomografi.
Salah satu radioisotop yang sering digunakan adalah technisium-99m, yang dapat
digunakan untuk mempelajari metabolisme jantung, hati, paru-paru, ginjal,
sirkulasi darah dan struktur tulang. Tujuan lain dari penggunaan di bidang
diagnosis adalah untuk analisis biokimia yang disebut radio-immunoassay. Teknik
ini dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi hormon, enzim, obat-obatan dan
substansi lain dalam darah.
b. Terapi
Penggunaan radioisotop di bidang
pengobatan yang paling banyak adalah untuk pengobatan kanker, karena sel kanker
sangat sensitif terhadap radiasi. Sumber radiasi yang digunakan dapat berupa
sumber eksternal, berupa sumber gamma seperti Co-60, atau sumber internal,
yaitu berupa sumber gamma atau beta yang kecil seperti Iodine-131 yang biasa
digunakan untuk penyembuhan kanker kelenjar tiroid.
c. Sterilisasi Peralatan Kedokteran
Dewasa ini banyak peralatan kedokteran
yang disterilkan menggunakan radiasi gamma dari Co-60. Metode sterilisasi ini
lebih ekonomis dan lebih efektif dibandingkan sterilisasi menggunakan uap
panas, karena proses yang digunakan merupakan proses dingin, sehingga dapat
digunakan untuk benda-benda yang sensitif terhadap panas seperti bubuk, obat
salep, dan larutan kimia.
Keuntungan lain dari sterilisasi dengan
menggunakan radiasi adalah proses sterilisasi dapat dilakukan setelah benda
tersebut dikemas dan masa penyimpanan benda tersebut tidak terbatas sepanjang
kemasannya tidak rusak.
Daftar
Pustaka
Parmanto dan Irawan
Dimas, Mengenal PLTN dan Prospeknya di
Indonesia. Pusat diseminasi nuklir BATAN
http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/acuan.htmlhttp://fuadrofiqi.blogspot.com/2012/05/radiasi-nuklir.htmlhttp://fuadrofiqi.blogspot.com/2012/05/radiasi-nuklir.html
No comments:
Post a Comment